Jumat, 19 April 2013

Berjuang Untuk Bertahan


Aku menulis ini bersama rasa sakit yang tak benar-benar kau mengerti. Bahkan akupun tak mengerti. Aku menatap layar laptopku dengan wajah masam. Berujung pada perasaan yang tidak mampu kau tebak. Pahamkah kamu, perjuanganku juga butuh kepedulianmu?

Entah apakah aku terlalu bodoh untuk menilai ataukah aku terlalu egois untuk memaklumi. Aku masih bertahan. Bertahan sendiri pada perasaan yang membingungkan. Mempertahankan yang seharusnya aku hempaskan. Aku mencoba sabar, sabar menghadapimu. Aku menanti sudah sangat lama, mengharapkan perhatianmu terlempar kearahku, mengharapkan perasaanmu segera memahami perasaanku. Tapi, hal itu tak kunjung kutemui. Kamu masih diam di tempat dan tak menoleh sedikitpun ke arahku.

Apakah perjuangan dan kesabaran yang kulakukan tak benar-benar terlihat di matamu? Kau jelas mengerti keberadaanku kan? Lantas, mengapa hanya terdiam dan membisu?

Aku kesepian dan kedinginan dalam malam. Sendirian. Sosokmu tak pernah ada saat kubutuhkan. Aku semakin tak mengerti, apakah aku harus terus bertahan untuk kebersamaan kita? Apakah aku harus terus berjuang untuk dirimu? Namun, selama ini yang kuperoleh hanya pengabaian; dimanakah hal yang bisa memberi kebahagiaan?

Kamu jauh disana, tak banyak yang bisa kulakukan kecuali membawa namamu dalam perbincangan panjangku bersama Tuhan. Memerhatikanmu diam-diam meskipun kau tak ingin tahu perasaanku. Mematri bayangmu dalam doa-doaku, mentasbihkan namamu pada setiap serpihan kata yang terucap.

Masih perlukah perjuanganku kulanjutkan? Masih haruskah aku bertahan? Semakin sering wajahmu berotasi di kepalaku semakin banyak pertanyaan muncul apakah kau pantas untukku?


-seseorang yang selalu memperjuangkanmu&menunggumu-